Modul Matematika Bisnis Bab III

BAB III

BANJAR  DAN   DERET

ILUSTRASI  3.1

Berbicara masalah kependudukan sudah sangat jamak kita mendengar ramalan yang dilakukan oleh Malthus, bahwa pertumbuhan pangan mengikuti deret hitung sementara pertumbuhan manusia mengikuti deret ukur. Apabila kita tidak memahami teori – teori  yang ada dalam matematika tentu kita kebingungan, membedakan antara deret ukur dan deret hitung dan mengapa Malthus menggunakan dua teori tersebut untuk menggambarkan pesimisme dia terhadap kondisi pertumbuhan penduduk yang mungkin di kemudian hari akan  menyebabkan berkurangnya kesejahteraan  masyarakat.

Ilustrasi di atas merupakan salah satu kasus yang menunjukkan pentingnya metode deret ukur dan deret hitung dan   bagaimana penggunaannya bagi beberapa kasus ekonomi.

Deret ukur ataupun deret hitung sering digunakan  dalam penghitungan prediksi  suatu usaha  ketika  diketahui jumlah yang diproduksi atau yang dijual pada dua periode tertentu. Semisal pada ilustrasi di bawah ini :

ILUSTRASI 3.2

            Sebuah perusahaan garment pada akhir tahun kedua mampu mengekspor barang senilai Rp 65 milyar. Sementara untuk pasar lokal, perusahaan tersebut mampu mempunyai pangsa pasar sebesar Rp 127 milyar. Karena kondisi perekonomian dunia yang sedang membaik, maka pada akhir tahun kelima pasar ekspor meningkat menjadi Rp 82 milyar rupiah. Sementara  pasar dalam negeri naik menjadi Rp 142 milyar rupiah. Dengan asumsi ceteris paribus, perusahaan berusaha memprediksikan produksi yang mampu dipasarkan pada akhir tahun kesembilan.

            Kasus tersebut  dapat diselesaikan dengan menggunakan deret hitung atau deret ukur. Secara statistik kasus seperti di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan trend atau analisis rangkai waktu. Namun untuk menggunakan trend dibutuhkan data minimal 5 periode.

A. BANJAR

Banjar adalah suatu fungsi yang wilayahnya merupakan himpunan bilangan alam. Setiap bilangan yang merupakan anggota suatu banjar disebut “suku”.

Bentuk banjar adalah  a1, a2, a3, … an, ………di mana

  • suku ke 1 = S1 = a1
  • suku ke 2 = S2 = a2
  • suku ke n = Sn = an

Banjar di atas dapat disimbolkan dengan[an], sehingga kalau ditulis lagi menjadi

Download Materi

https://izzamafruhah.files.wordpress.com/2012/10/modul-matbis-bab-3.pdf